keuangan keluarga dalam islam

Prinsip Keuangan Keluarga dalam Islam: Cara Menabung & Mengelola Harta

Mengatur keuangan keluarga merupakan aspek penting dalam kehidupan rumah tangga. Pengelolaan keuangan keluarga dalam Islam tidak hanya dilihat dari sisi materi semata, melainkan juga berdasarkan prinsip-prinsip agama yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat.

Islam memberikan panduan lengkap tentang bagaimana seharusnya seorang muslim mengelola keuangan keluarga, termasuk kewajiban nafkah, pengelolaan harta, hingga cara membelanjakan dan menabung yang benar. Temukan panduan keuangan dalam Islam serta cara-cara yang dapat Anda lakukan agar keuangan keluarga berjalan dengan baik dan berkah.

Prinsip-Prinsip Keuangan dalam Islam

keuangan keluarga dalam islam

Pengelolaan keuangan dalam keluarga muslim harus berlandaskan pada prinsip-prinsip Islami, di antaranya:

1. Keadilan dan Keseimbangan

Dalam Islam, prinsip keadilan dan keseimbangan adalah kunci dalam mengatur keuangan. 

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir” (QS. An-Nisa: 36-37). 

Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk tidak boros atau terlalu kikir dalam membelanjakan harta, melainkan berlaku adil dan seimbang.

2. Menjaga Harta dari Sumber yang Halal

Salah satu aspek penting dalam keuangan keluarga dalam Islam adalah memastikan bahwa setiap pemasukan yang Anda terima berasal dari sumber yang halal. Hal ini termasuk dalam aktivitas bisnis, pekerjaan, maupun investasi.

Dalam Islam, harta yang Anda peroleh dari sumber haram, seperti riba, perjudian, atau penipuan, tidak hanya merugikan duniawi tetapi juga berdampak buruk pada kehidupan akhirat.

3. Menunaikan Kewajiban Zakat dan Sedekah

Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu dan memiliki harta di atas nisab. Zakat tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membantu menciptakan kesejahteraan sosial.

Selain zakat, umat Islam juga sebaiknya bersedekah sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. 

Allah Swt. berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka” (QS. At-Taubah: 103).

Pembagian Tanggung Jawab dalam Keuangan Keluarga

Siapa yang Mengatur Keuangan Keluarga dalam Islam

Dalam rumah tangga Islam, pembagian tanggung jawab dalam keuangan diatur secara jelas. Seorang suami bertanggung jawab penuh untuk memenuhi nafkah keluarga, termasuk kebutuhan istri dan anak-anak.

Hal ini berdasarkan firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain, dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS. An-Nisa: 34).

Siapa yang mengatur keuangan keluarga dalam Islam? Dalam hal ini, istri memiliki peran penting dalam membantu mengelola keuangan keluarga. Seorang istri sebaiknya bijak dalam menggunakan harta dari suaminya dan berperan sebagai mitra dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. 

Islam juga tidak melarang istri bekerja atau memiliki penghasilan sendiri selama tidak melanggar prinsip-prinsip syariat.

Pengelolaan Harta dan Investasi dalam Islam

Mengelola keuangan keluarga dalam islam

Islam mengajarkan agar umatnya selalu berhati-hati dalam mengelola harta. Beberapa cara mengelola keuangan keluarga dalam Islam adalah sebagai berikut:

1. Menyusun Anggaran Keluarga

Dalam kehidupan sehari-hari, menyusun anggaran sangat penting agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan. Islam mengajarkan agar kita selalu merencanakan penggunaan harta dengan bijak dan tidak berlebih-lebihan. 

Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al-Isra: 27).

Dengan anggaran, keluarga dapat mengatur kebutuhan primer, sekunder, dan tersier dengan baik. Prioritas utama adalah kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Setelah itu, barulah memikirkan kebutuhan tambahan seperti hiburan atau tabungan.

2. Berinvestasi dengan Prinsip Syariah

Investasi dalam Islam boleh asalkan tidak melibatkan riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). Salah satu bentuk investasi yang dianjurkan adalah dalam bentuk usaha bersama (musyarakah) atau bagi hasil (mudharabah). Selain itu, investasi dalam bentuk emas, properti, dan saham syariah juga bisa menjadi pilihan.

Investasi yang Anda lakukan haruslah bertujuan untuk kebaikan keluarga di masa depan dan bukan untuk memperkaya diri dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. 

Rasulullah saw. bersabda, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah” (HR. Bukhari dan Muslim), yang mengajarkan umat Islam untuk bekerja keras dan memanfaatkan harta dengan baik.

3. Menghindari Utang Riba

Islam sangat melarang umatnya untuk berutang dengan sistem riba, karena riba merupakan dosa besar yang bisa merusak tatanan kehidupan sosial. 

Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Ali Imran: 130). 

Jika keluarga membutuhkan pinjaman, sebaiknya mencari alternatif yang tidak melibatkan bunga, seperti pinjaman syariah.

Menabung dan Membelanjakan Harta dalam Islam

siapa yang mengatur keuangan  keluarga dalam islam

Islam mengajarkan keseimbangan antara menabung dan membelanjakan harta. Beberapa panduan dalam hal ini adalah sebagai berikut:

Menabung untuk Kebutuhan Masa Depan

Menabung adalah salah satu cara untuk mempersiapkan masa depan keluarga, seperti pendidikan anak atau persiapan pensiun. Hal ini juga menjadi langkah antisipasi jika ada kebutuhan mendadak yang harus terpenuhi.

Namun, dalam Islam menabung harus Anda lakukan dengan niat yang baik dan tidak terlalu berlebihan sehingga terkesan menumpuk harta tanpa manfaat.

Membelanjakan Harta dengan Bijak

Membelanjakan harta untuk kebutuhan keluarga adalah bagian dari ibadah, selama Anda lakukan sesuai dengan syariat.

Rasulullah saw. bersabda, “Satu dinar yang kamu belanjakan di jalan Allah, satu dinar yang kamu belanjakan untuk membebaskan seorang budak, satu dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu belanjakan untuk keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah yang kamu belanjakan untuk keluargamu” (HR. Muslim).

Pentingnya Konsultasi Keuangan Keluarga

Manajemen keuangan keluarga dalam islam

Konsultasi keuangan dalam keluarga sangat dianjurkan untuk mencegah adanya perselisihan. Suami dan istri harus saling terbuka mengenai pemasukan dan pengeluaran serta saling bekerja sama untuk mencapai tujuan keuangan bersama. 

Jika ada permasalahan atau ketidakjelasan dalam hal keuangan, keluarga bisa mencari nasihat dari ahli keuangan syariah atau ulama yang memahami ekonomi Islam.

Manajemen keuangan keluarga dalam Islam tidak hanya diatur berdasarkan kebutuhan duniawi, tetapi juga dilandasi oleh prinsip-prinsip agama yang mengarah pada kesejahteraan dunia dan akhirat. Prinsip keadilan, menjaga harta halal, menunaikan zakat, serta pengelolaan yang bijak adalah kunci dalam mencapai kebahagiaan keluarga. 

Dengan mengikuti panduan pengelolaan keuangan keluarga dalam Islam, keluarga muslim tidak hanya akan sejahtera di dunia, tetapi juga mendapatkan keberkahan dan ridha Allah Swt.

 

Referensi:

Prudential Syariah – Bagaimana Manajemen Keuangan Rumah Tangga Menurut Islam? Simak Bersama, Yuk!

https://www.prudentialsyariah.co.id/id/pulse/article/manajemen-keuangan-rumah-tangga-menurut-islam/ 

PINA – Praktekkan 5 Cara Mengatur Keuangan Keluarga secara Islami

https://pina.id/artikel/detail/praktikkan-5-cara-mengatur-keuangan-keluarga-secara-islami-i84rjvnts1a 

Dompet Dhuafa – Cara Bijak Mengatur Keuangan Rumah Tangga dalam Islam

https://www.dompetdhuafa.org/mengatur-keuangan-rumah-tangga-dalam-islam/

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *