Sandwich generation, istilah yang mungkin terdengar asing bagi beberapa orang. Namun, istilah ini menggambarkan kenyataan hidup yang dialami oleh banyak individu saat ini.
Generasi ini merujuk pada mereka yang secara bersamaan harus mengatasi tanggung jawab merawat orang tua yang lanjut usia dan mendukung anak-anak mereka yang masih bergantung. Mereka terjepit di antara dua generasi, menghadapi tekanan emosional, finansial, dan fisik yang unik.
Apa Itu Generasi Sandwich?
Generasi Sandwich adalah orang-orang dewasa yang menemui tantangan unik dalam merawat anak-anak mereka yang masih memerlukan dukungan, baik di bawah atau di atas usia 18 tahun, sekaligus merawat orang tua atau kerabat yang semakin memerlukan perhatian karena usia tua.
Dalam situasi ini, mereka merasa ‘terjepit’ di antara dua generasi yang memerlukan perhatian dan dukungan mereka. Hal ini menciptakan tantangan unik, terutama jika Anda juga berusaha mempertahankan pekerjaan atau menjalani karier.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah individu berusia 20-54 tahun yang mewakili generasi sandwich mencapai angka 71.621.318 orang di Indonesia.
Survei KataData Insight Center dan Astra Life pada September 2021 menunjukkan bahwa 48,7% penduduk produktif Indonesia yang berusia 25-45 tahun, termasuk dalam kategori generasi sandwich dan memiliki tanggung jawab finansial terhadap keluarganya.
Namun, ketika melihat kesiapan finansial, data menunjukkan bahwa hanya 13,4% dari generasi sandwich di Indonesia yang benar-benar siap secara finansial untuk memenuhi pengeluaran pokok, sekaligus bisa memiliki tabungan dan berinvestasi. Hal ini memberikan gambaran potensi adanya tekanan keuangan di dalam demografi ini.
Lebih menarik lagi, hasil penelitian dari OCBC NISP menunjukkan bahwa sekitar 54% dari generasi muda di Indonesia dapat dikategorikan sebagai generasi sandwich. Ini mengindikasikan adanya peningkatan yang signifikan dalam demografi ini.
Selain itu, survei Tirto dan Jakpat pada Agustus 2022 menunjukkan bahwa sekitar 67% dari populasi Indonesia adalah generasi sandwich, yang berarti jumlahnya adalah sekitar 56 juta orang. Survei ini juga menunjukkan bahwa generasi sandwich di Indonesia mengalami beban ekonomi dua lapis, yaitu merawat orang tua dan anak-anak mereka, yang dapat menyebabkan tekanan finansial dan psikologis.
Bagi Anda yang merasa menjadi bagian dari generasi sandwich, berikut ini beberapa tips yang bisa membantu Anda mengatasi beban keuangan atau bahkan memutus rantai generasi sandwich di masa depan:
Jadilah Generasi Sandwich yang Peduli Diri Sendiri
Hal pertama yang harus Anda lakukan sebagai generasi sandwich adalah merawat diri sendiri. Merawat diri berarti secara aktif mengenali kebutuhan diri dan mengambil langkah-langkah untuk memenuhinya.
Sama seperti aturan dalam pesawat terbang yang mengingatkan kita untuk memakai masker oksigen terlebih dahulu sebelum membantu orang lain. Hal yang sama berlaku dalam merawat orang-orang terdekat. Hanya dengan menjaga diri sendiri, kita dapat memberikan dukungan yang berkualitas kepada orang lain.
Menurut Nancy Masters, seorang Associate Executive Director di Jewish Family and Children’s Services, banyak orang sering kali hanya memikirkan kebutuhan orang lain, seperti anak-anak, orang tua, dan pasangan. Sementara mereka lupa untuk merawat kesehatan dan kesejahteraan pribadi mereka. Oleh karena itu, mengutamakan perawatan diri menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi generasi sandwich.
Tidak Sekadar Bergantung pada Gaji Bulanan
Kedua, jangan hanya sekadar bergantung pada gaji bulanan. Manajemen keuangan yang baik dimulai dengan prinsip dasar bahwa pendapatan harus melebihi pengeluaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mengatur alokasi pengeluaran setelah menerima gaji.
Salah satu pendekatan umum dalam alokasi gaji adalah membaginya menjadi bagian-bagian tertentu. Seperti 30-50% untuk biaya hidup, maksimal 30% untuk membayar hutang, minimal 10% untuk ditabung dan diinvestasikan, serta sekitar 10% untuk perlindungan. Metode alokasi anggaran seperti ini dapat membantu Anda mengelola keuangan dengan lebih teratur.
Namun, jika selisih antara pendapatan dan pengeluaran hampir sama, ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk mengasah keterampilan baru yang dapat meningkatkan karir atau memulai side hustle yang menghasilkan pendapatan tambahan.
Buat Kesepahaman Bersama dengan Semua Pihak
Ketiga, mulailah berbicara dengan pasangan Anda tentang rencana dukungan jangka panjang. Buat daftar lengkap mengenai semua hal yang terlibat, mulai dari dukungan finansial hingga pengasuhan fisik dan pengelolaan aset. Semakin banyak detail yang bisa diatur sebelumnya, semakin baik.
Pastikan Anda berkomunikasi dengan semua orang yang terlibat, termasuk pasangan hidup dan saudara kandung, untuk membahas kemungkinan kebutuhan dan menetapkan siapa yang akan bertanggung jawab atas masing-masing aspek. Dengan berkomunikasi secara terbuka, Anda akan memastikan pemahaman bersama dan koordinasi peran yang efisien dalam melaksanakan rencana yang telah dipersiapkan.
Selalu Perhatikan Perubahan Kebutuhan Keluarga Anda
Keperluan keluarga, terutama orang tua lanjut usia dan anak-anak, dapat berubah seiring waktu. Apa yang efektif hari ini mungkin tidak lagi relevan besok.
Misalnya, bila orang tua menunjukkan tanda-tanda penurunan kesehatan, penting untuk secara teratur mengevaluasi dan menyesuaikan kebutuhan mereka. Begitu juga dengan anak-anak. Seiring bertambahnya usia, mereka semakin mandiri dan kuat — asalkan diberikan ruang untuk tumbuh.
Pertanyaannya, apakah Anda masih melakukan tugas yang dapat mereka lakukan sendiri? Evaluasilah secara berkala untuk menentukan perubahan apa yang mungkin perlu dilakukan dalam mengasuh anak Anda. Sesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan yang baru muncul dari anak-anak Anda.
Evaluasi Rutin Pos Keuangan
Setelah menyelesaikan langkah-langkah di atas, sangat penting untuk secara berkala mengevaluasi pos keuangan Anda. Tujuannya agar,ketika ada kebocoran keuangan, maka hal ini tidak menjadi kebiasaan atau bagian dari gaya hidup Anda.
Selain itu, penting untuk kembali meninjau kebutuhan proteksi dan investasi guna memastikan bahwa kedua instrumen tersebut tetap sesuai dengan kebutuhan Anda di berbagai tahapan kehidupan. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, Anda dapat melakukan perbaikan dan memastikan bahwa pos keuangan Anda tetap sejalan dengan tujuan keuangan yang telah ditentukan.
Penutup
Jika Anda termasuk dalam sandwich generation, pastinya Anda dapat merasakan betapa menantangnya situasi tersebut. Bagi yang belum mengalami, tetap bersiap-siap, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Merawat orang tua dan anak-anak Anda bukanlah hal yang mudah. Penting untuk merencanakan ke depan dan memikirkan semuanya sebelum menghadapi dampak dari generasi sandwich.
Referensi
Photo by August de Richelieu: https://www.pexels.com/photo/two-men-and-a-little-boy-smiling-and-looking-at-the-camera-4261784/
https://tirto.id/riset-lebih-dari-separuh-usia-produktif-jadi-generasi-isandwichi-gRin
https://seniorsathome.jfcs.org/five-self-care-tips-sandwich-generation/
https://www.ocbc.id/asset/media/Feature/PDF/adhoc/2022/08/16/ocbc-nisp-financial-fitness-index-2022.pdf
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230818065543-17-463958/49-warga-ri-sandwich-generation-ikuti-4-hal-ini-biar-kaya
https://sensus.bps.go.id/main/index/sp2020
https://debliu.substack.com/p/the-sandwich-generation
https://www.betterup.com/blog/sandwich-generation